KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PENDIDIKAN
KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PENDIDIKAN
Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Cintya Nurika Irma, M.Pd.
Oleh :
Syamsul Faqih NIM 40418025
Maya Ulfa Alfianingsih NIM 40418030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PERADABAN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ, kepada keluarga, para sahabat, dan para umatnya.
Makalah yang berjudul “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan” ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan, yang diampu oleh Cintya Nurika Irma, M.Pd., jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Peradaban.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, tim penyusun menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan di masa mendatang. Dan kiranya makalah ini dapat membawa manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Bumiayu, 04 Desember 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Tujuan Pendidikan 6
B. Subjek Pendidikan 9
C. Objek Pendidikan 10
D. Lingkungan Pendidikan 11
E. Sarana-prasarana Pendidikan 12
BAB III PENUTUP 18
A. Simpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan tonggak utama kemajuan suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan akan melahirkan manusia-manusia yang maju. Majunya sumber daya manusia akan membawa kemakmuran bagi bangsa dan negara. Dengan kata lain, pendidikan memiliki andil yang besar dalam keberlangsungan perkembangan kemajuan bangsa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Demi keberlangsungan proses pendidikan, terdapat beberapa komponen penyusun yang harus ada. Apa sajakah komponen-komponen tersebut?
Hal yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah komponen-komponen yang terdapat dalam dunia pendidikan. Mengingat pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks, maka dibutuhkan beberapa komponen untuk menunjang kelancaran proses pendidikan, seperti tujuan pendidikan, subjek pendidikan, objek pendidikan, lingkungan pendidikan, serta sarana-prasarana pendidikan.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka perlu adanya sebuah kajian yang lebih mendalam mengenai komponen-komponen yang terdapat dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa tujuan pendidikan?
2. Apa saja subjek pendidikan?
3. Apa saja objek pendidikan?
4. Apa saja lingkungan pendidikan?
5. Apa saja sarana-prasarana pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan tujuan pendidikan.
2. Mendeskripsikan subjek pendidikan.
3. Mendeskripsikan objek pendidikan.
4. Mendeskripsikan lingkungan pendidikan.
5. Mendeskripsikan sarana-prasarana pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Pendidikan
Menurut Sudirman, sebagaimana yang dikutip oleh Maunah, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Maunah, 2009: 4). Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, sebagaimana yang dikutip oleh Suwarno, pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Suwarno, 1985: 2).
Dalam pendidikan terdapat satu komponen yang harus ada, yakni tujuan. Tujuan pendidikan ialah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan baik tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dari alam sekitarnya dimana individu itu hidup. Cara atau alat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan ialah pengajaran. Pengajaran adalah proses membuat jadi terpelajar (tahu, mengerti, menguasai, ahli, belum tentu menghayati dan meyakini).
Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberi arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya. Langeveld dalam Umar Tirtarahardja (2000: 37) mengemukakan bahwa harus memahami terhadap tujuan pendidikan, karena jika terjadi kesalahan dalam memahami fungsi tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan dalam melaksanakan pendidikan, segala yang demikian itu disebut salah teoritis.
Menurut MJ. Lavengeld tujuan pendidikan dibedakan menjadi 6 macam, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, tujuan seketika, tujuan sementara, tujuan tidak lengkap, dan tujuan perantara atau intermedier.
1. Tujuan umum
Adalah tujuan yang pada akhirnya akan dicapai oleh pendidik terhadap peserta, yang disebut juga tujuan akhir pendidikan atau tujuan total atau tujuan lengkap.
2. Tujuan khusus
Tujuan yang merupakan pengkhususan dari tujuan umum pendidikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tujuan khusus antara lain :
a. Sifat dan bakat peserta didik
b. Lingkungan dimana peserta didik memperoleh pengalaman
c. Tujuan kemasyarakatan peserta didik
d. Kesanggupan peserta didik
e. Tugas lembaga pendidikan
3. Tujuan seketika atau insidental
Tujuan yang hanya berlaku sementara saja, sehingga kalau sudah tercapai tujuannya maka tujuan ditinggalkan.
4. Tujuan sementara
Tujuan pendidikan yang sementara dicapai untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
5. Tujuan tidak lengkap
Tujuan yang mempunyai hubungan dengan aspek kepribadian manusia, sebagai fungsi kerohanian pada bidang etika, keagamaan, estetika, dan sikap sosial dari orangtua. Tujuan yang hanya meliputi sebagian kehidupan manusia, missal segi biologis saja.
6. Tujuan perantara atau intermedier
Tujuan yang hampir sama dengan tujuan sementara, akan tetapi khusus mengenai pelaksanaan teknis dari tugas-tugas belajar.
Menurut Umar Tirtarahardja (2000: 39), ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa tujuan khusus diperlukan, antara lain :
1. Pengkhususan tujuan memungkinkan dilaksanakannya tujuan umum melalui proses pendidikan.
2. Adanya kekhususan dari peserta didik, yaitu yang berkenaan dengan jenis kelamin, pembawaan dan minatnya, kemampuan orangtuanya, serta lingkungan masyarakatnya.
3. Kepribadian yang menjadi sasaran untuk dibentuk atau dikembangkan bersifat komplek sehingga perlu dirinci dan dikhusukan, aspek apa yang dikembangkan.
4. Adanya tahap-tahap perkembangan pendidikan, jika proses dari satu tahap pendidikan tercapai disebut satu tujuan sementara telah tercapai.
5. Adanya kekhususan masing-masing lembaga penyelenggara pendidikan seperti pendidikan kesehatan seperti jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.
6. Adanya tuntutan persyaratan pekerjaan di lapangan yang harus dipenuhi oleh peserta didik sebagai pilihannya.
7. Diperlukan teknik tertentu yang menunjang pencapaian tujuan lebih lanjut misalnya membaca dan menulis dalam waktu yang relatif pendek.
8. Adanya kondisi situasional, yaitu peristiwa-peristiwa yang secara kebetulan muncul tanpa direncanakan.
9. Kemampuan yang ada dalam pendidik. Didalam praktik pendidikan khususnya pada sistem pendidikan, di dalam rentangan antara tujuan umum dengan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan antara berfungsi untuk menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan rinci khusus. Terdapat 4 jenjang tujuan yang di dalamnya terdapat tujuan antara yaitu tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional.
a. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia ialah manusia pancasila.
b. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya.
c. Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
d. Tujuan instruksional.
B. Subjek Pendidikan
Subjek pendidikan adalah orang yang berkenaan langsung dengan proses pendidikan dalam hal ini pendidik dan peserta didik. Subjek pendidikan adalah orang ataupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan.
Menurut Ahmad D. Marimba (1987: 37) pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Sedangkan menurut Amir Daien Indrakusuma (1973: 134) pendidik yaitu pihak yang mendidik, pihak yang memberikan anjuran-anjuran, norma-norma, dan berbagai macam pengetahuan dan kecakapan, pihak yang turut mampu menghumanisasikan anak. Dwi Nugroho Hidayanto (1988: 43) menginteventarisir bahwa pengertian pendidik ini meliputi orang dewasa, orangtua, guru, pemimpin masyarakat, maupun pemimpin agama.
Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik menurut Wens Tanlain adalah sebagai berikut.
1. Kematangan diri yang stabil; memahami diri sendiri, mencintai diri secara wajar dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai itu, sehingga ia bertanggung jawab sendiri atas hidupnya, tidak menggantungkan diri atau menjadi beban orang lain.
2. Kematangan sosial yang stabil; dalam hal ini seorang pendidik dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masyarakatnya, dan mempunyai kecakapan membina kerja sama dengan orang lain.
3. Kematangan professional (kemampuan mendidik); yakni menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara mendidik. (Tanlain, dkk, 1989: 89).
Guru sebagai pendidik dalam lembaga pendidik formal di sekolah, secara langsung atau tegas menerima kepercayaan dari masyarakat untuk memangku jabatan dan tanggung jawab pendidikan. Hasbullah (2001: 19) menyebutkan bahwa syarat-syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat-syarat mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat yang perlu dapat memberikan pendidikan dan pengajaran yaitu syarat professional (ijazah), syarat biologis (kesehatan jasmani), syarat psikologis (kesehatan mental), dan syarat oaedagogis-didaktis (pendidikan dan pengajaran).
Orangtua sebagai pendidik memiliki andil yang besar untuk kelangsungan proses pendidikan anak di rumah. Para ahli sependapat akan pentingnya pendidikan dalam keluarga. Segala sesuatu yang terjadi dalam pendidikan tersebut akan membawa pengaruh terhadap kehidupan anak didik, demikian pula terhadap pendidikan yang dialaminya di sekolah dan di masyarakat. Tindakan dan sikap orangtua seperti menerima anak, mencintai anak, meendorong dan membantu anak aktif dalam kehidupan bersama agar anak memiliki nilai hidup jasmani, nilai estetis, nilai kebenaran, nilai moral dan nilai religius (keagamaan) serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut merupakan perwujudan dari peran mereka sebagai pendidik (Barnadib, 1986: 120; Marimba, 1987: 58-59; Suwarno, 1985: 67-68).
C. Objek Pendidikan
Objek pendidikan adalah seluruh yang menjadi sasaran dalam aktivitas pendidikan atau praktik pendidikan yang meliputi kegiatan mendidik, mengajar, melatih peserta didik agar berkembang potensinya serta menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Peserta didik menjadi objek pendidikan yang bersifat material, sedangkan usaha untuk membawa peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan atau kedewasaan disebut objek pendidikan yang bersifat formal.
Peserta didik atau anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang, atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan menurut Barnadib anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik (Barnadib, 1986: 39).
Beberapa karakteristik yang dimiliki anak didik, antara lain :
1. Belum memiliki pribadi dewasa susila, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
2. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya,sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.
3. Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual, dan sebagainya (Meichati, 1976: 26).
D. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan adalah segala hal yang ada di sekitar anak, baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat, terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan lingkungan dimana anak-anak bergaul sehari-hari.
Pendidikan tidak mungkin terlepas dari pengaruh lingkungan, sementara lingkungan terdiri dari gejala-gejala yang saling mempengaruhi. Dalam psikologi field theory (teori medan) memfokuskan pendapatnya pada lingkungan yang memiliki daya kemampuan mempengaruhi individu manusia yang pada gilirannya akan mempengaruhi dalam tingkah laku dan atau proses-proses kognitif dalam pendidikan.
Lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pendidikan. Pengaruh lingkungan terhadap anak didik dapat positif dan dapat pula negatif. Positif apabila lingkungan memberikan dorongan terhadap proses pendidikan untuk berhasil, dan dikatakan negatif apabila lingkungan menghambat pendidikan yang ada. Adapun wujud daripada lingkungan antara lain :
1. Tempat tinggal.
2. Tempat bermain.
3. Buku bacaan (majalah-majalah).
4. Macam kesenian.
5. Dan lain-lain (Anshari, 1983: 42).
E. Sarana-prasarana Pendidikan
Sarana-prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai fasilitas, alat, maupun media yang digunakan demi kelancaran proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat atau media. Kelengkapan dari sarana-prasarana pendidikan mau tidak mau mempunyai pengaruh yang besar pada berhasilnya pengajaran dan pendidikan.
Menurut Hafi Anshari, alat pendidikan adalah segala sesuatu yang membantu terlaksananya pendidikan di dalam mencapai tujuan baik berupa benda atau bukan benda. Sedangkan menurut Roestiyah NK, dkk., media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Alat pendidikan mempunyai kedudukan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Alat tidak dapat dipisahkan dari tujuan, karena tujuan tidak mungkin tercapai tanpa alat. Ini berarti bahwa alat berfungsi mengantarkan penggunanya untuk mencapai tujuan.
Menurut Ahmad D. Marimba dilihat dari fungsi, alat-alat pendidikan terbagi atas tiga jenis, yaitu sebagai perlengkapan, sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan sebagai tujuan.
1. Alat sebagai perlengkapan.
Keberadaan alat ini tidak mutlak. Artinya tanpa perlengkapan ini pun, tujuan masih bisa dicapai. Misalnya kursi, tanpa kursi pun pendidikan masih bisa berlangsung. Orang masih bisa memperoleh pendidikan dengan duduk di lantai atau berdiri di lapangan terbuka.
2. Alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan.
Ditinjau dari pandangan yang lebih dinamis, alat merupakan pembantu untuk mempermudah terlaksananya proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, dalam menggunakan alat hendaknya diperhatikan agar alat itu tidak menghambat pencapaian tujuan. Pendidik hendaknya dapat memilih alat mana yang paling efektif untuk mencapai tujuan.
Alat pendidikan dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok sebagai berikut :
a. Alat sebagai perlengkapan.
Berwujud benda-benda yang nyata atau kongkrit yang dipentingkan di dalam pelaksanaan pendidikan. Perlengkapan ini antara lain dapat berwujud buku teks, perpustakaan, dan alat-alat peraga.
b. Alat merupakan perencanaan pendidikan.
Alat ini sebagaimana yang dimaksud merupakan pola pendidikan dengan sistem dan metode yang dipakai di dalamnya yang dituangkan dalam suatu program perencanaan matang. Adapun perencanaan dalam pelaksanaan pendidikan yang dalam hal ini telah diperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi disesuaikan dengan segala situasi dan kondisi dari semua aspek yang terlihat di dalamnya, maka akan memperkecil risiko dan akan memperdekat kepada kesuksesan usaha pendidikan itu sendiri (Anshari, 1983: 64).
Al-Nahlawi membagi alat-alat pendidikan menjadi dua macam, yaitu alat-alat yang bersifat material dan alat-alat yang bersifat psikis. Seluruhnya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Gedung Sekolah.
Keadaan fisik sekolah seringkali menjadi perhatian dan bahan pertimbangan pelajar yang hendak memasuki suatu sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai gedung sekolah antara lain, penerangan, sirkulasi udara, ukuran kelas, tempat duduk dan meja tulis, papan tulis, serta keamanan dan ketenangan.
2. Perpustakaan.
Merupakan perwujudan manusia terhadap kepentingan pengetahuan dan membaca, di dalam perpustakaan tidak hanya dijumpai para pembaca tetapi juga para peneliti, penelaah, penerjemah, dan pengkaji.
3. Alat peraga.
Disebut juga media intruksional ialah alat-alat pengajaran yang berfungsi atau pun memberikan gambaran konkrit tentang hal-hal yang diajarkan. Fungsi alat peraga antara lain :
a. Membantu dan mempermudah para guru dalam mencapai tujuan khususnya, dan intruksional secara efektif dan efisien.
b. Mempermudah para siswa menangkap materi pelajaran.
c. Menstimulasi melalui pengembangan pribadi serta profesi guru dalam usaha mempertinggi mutu pengajaran di sekolah.
Alat peraga bisa dibagi menjadi alat peraga yang bersifat auditif, visual, dan audio-visual.
Menurut Imron Fauzi, sarana pendidikan terbagi kepada dua bagian, yaitu sarana fisik pendidikan dan sarana non fisik pendidikan, keduanya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Sarana fisik pendidikan
a. Lembaga pendidikan
Lembaga atau badan pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan.
b. Media pendidikan
Media disini berarti alat-alat atau benda-benda yang dapat membantu kelancaran proses pendidikan.
2. Sarana non fisik pendidikan
Yaitu alat pendidikan yang tidak berupa bangunan tapi berupa materi atau pokok-pokok pikiran yang membantu kelancaran proses pendidikan. Sarana pendidikan non fisik terdiri dari :
a. Kurikulum
Merupakan bahan-bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses pendidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
b. Metode
Dapat diartikan sebagai cara mengajar untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dapat memperlancar proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ada beberapa macam metode yang dapat digunakan dalam proses pendidikan, seperti metode ceramah, metode tanya jawab, metode hafalan, cerita, diskusi, dan masih banyak lagi metode yang dapat digunakan dalam proses pendidikan.
c. Evaluasi
Merupakan suatu cara memberikan penilaian terhadap hasil belajar murid, dapat berebentuk tes dan non tes. Evaluasi tes dapat berupa essay, tes objektif, dan sebagainya. Sedangkan evaluasi non tes dapat berupa penilaian terhadap kehadiran, pengendalian diri, nalar, dan pengalaman.
d. Manajemen
Pengelolaan yang baik dan terarah sangat diperlukan dalam mengelola lembaga pendidikan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
e. Mutu pelajaran
Peningkatan mutu pelajaran tidak lepas dari peningkatan kualitas tenaga pengajar. Kualitas tenaga pengajar ini dapat diusahakan melalui bimbingan, penataran, pelatihan, dan lain-lain.
Untuk memilih dan menggunakan alat atau media yang tepat dalam pembelajaran, guru harus mempertimbangkan beberapa hal berkaitan dengan kriteria dan prosedur penentuan media pembelajaran :
1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.
3. Kondisi siswa atau subyek belajar menjadi perhatianyang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak, faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
4. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
6. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.
Dewasa ini, teknologi sebagai media pendidikan seringkali digunakan. Pengaruh globalisasi turut andil dalam perkembangan pendidikan. Perkembangan teknologi pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan perkembangan teknologi pada umumnya. Berbagai perangkat teknologi turut dijadikan sebagai media pendidikan demi keberlangsungan pendidikan agar efektif dan efisien.
Sebagai tenaga pendidik, guru harus dapat memanfaatkan teknologi demi keberlangsungan proses pembelajaran. Teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan apabila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan.
Menurut Asmani (2011: 145-149) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan meliputi :
1. Berbagi hasil penelitian,
2. Konsultasi dengan pakar,
3. Perpustakaan online,
4. Diskusi online, dan
5. Kelas online.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan merupakan hal penting dalam keberlangsungan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang agar menjadi dewasa dan memiliki penghidupan lebih baik. Dalam pendidikan, terdapat berbagai komponen untuk memperlancar proses pendidikan. Komponen-komponen tesebut seperti tujuan pendidikan, subjek pendidikan, objek pendidikan, lingkungan pendidikan, dan sarana-prasarana pendidikan.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan wawasan terkait pendidikan semakin bertambah. Para pembaca menjadi tahu bahwa terdapat beberapa komponen penting yang dapat mempengaruhi kelancaran proses pendidikan.
Menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca yang dapat menjadikan penyusunan makalah menjadi lebih baik ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. PT Bumi Aksara : Jakarta.
Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Penerbit Teras : Yogyakarta.
Kisbiyanto. 2012. Manajemen Sekolah. Mahameru : Yogyakarta.
Haryoko, Sapto. 2009. Jurnal Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran.
Winarni, Sri. 2013. Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Perkuliahan.
Subarjo, Abdul Haris. 2015. Jurnal Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk Pendidikan (Kajian Pada Mata Kuliah Kewarganegaraan.
0 Response to "KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PENDIDIKAN"
Post a Comment